Musicallychords.net | Contoh soal angka kelahiran kasar (CBR) adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat kelahiran di suatu wilayah. Angka kelahiran kasar menunjukkan jumlah kelahiran per 1000 penduduk dalam satu tahun. Jadi, Angka ini dapat digunakan untuk membandingkan tingkat kelahiran antara negara, provinsi, atau daerah lainnya. Angka kelahiran kasar dapat dihitung dengan rumus berikut:
- CBR=PB×1000
Keterangan:
- CBR = angka kelahiran kasar
- B = jumlah kelahiran dalam satu tahun
- P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
Contoh Soal Angka Kelahiran Kasar dan Cara Menghitungnya
-
Soal 1.
Pertama, Pada tahun 2020, terdapat 2500 kelahiran di suatu kota. Jumlah perempuan usia subur pada tahun yang sama sebanyak 5000 orang. Hitunglah angka kelahiran kasar di kota tersebut.
Jawaban:
CBR = 50002500×1000
CBR = 500
Angka kelahiran kasar di kota tersebut adalah 500 per 1000 penduduk.
-
Soal 2.
Selanjutnya, Di suatu wilayah, diketahui bahwa jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2020 adalah 7.240.000. Diketahui pula jumlah kelahirannya adalah 965.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran kasarnya.
Jawaban:
CBR = 7.240.000965.000×1000
CBR = 133,24
Angka kelahiran kasar di wilayah tersebut adalah 133,24 per 1000 penduduk.
-
Soal 3.
Kemudian, Pada tahun 2021 di Desa Gambiran, terjadi kelahiran sebanyak 1.200 bayi. Jumlah penduduk di Desa Gambiran pada tahun yang sama adalah 84.000 jiwa. Berapakah angka kelahiran kasar Desa Gambiran tahun 2021?
Jawaban:
CBR = 84.0001.200×1000
CBR = 14,28
Angka kelahiran kasar Desa Gambiran tahun 2021 adalah 14,28 per 1000 penduduk.
-
Soal 4.
Setelah itu, Pada tahun 2023, jumlah penduduk di Indonesia adalah 280 juta jiwa. Jumlah kelahiran pada tahun yang sama adalah 4,2 juta jiwa. Berapakah angka kelahiran kasar Indonesia tahun 2023?
Jawaban:
CBR = 280.000.0004.200.000×1000
CBR = 15
Angka kelahiran kasar Indonesia tahun 2023 adalah 15 per 1000 penduduk.
-
Soal 5.
Pada tahun 2024, jumlah penduduk di Jawa Timur adalah 40 juta jiwa. Jumlah kelahiran pada tahun yang sama adalah 600.000 jiwa. Berapakah angka kelahiran kasar Jawa Timur tahun 2024?
Jawaban:
CBR = 40.000.000600.000×1000
CBR = 15
Angka kelahiran kasar Jawa Timur tahun 2024 adalah 15 per 1000 penduduk.
-
Soal 6.
Pada tahun 2025, jumlah penduduk di Bondowoso adalah 800.000 jiwa. Jumlah kelahiran pada tahun yang sama adalah 12.000 jiwa. Berapakah angka kelahiran kasar Bondowoso tahun 2025?
Jawaban:
CBR = 800.00012.000×1000
CBR = 15
Angka kelahiran kasar Bondowoso tahun 2025 adalah 15 per 1000 penduduk.
-
Soal 7.
Pada tahun 2026, jumlah penduduk di Jawa Timur adalah 42 juta jiwa. Jumlah kelahiran pada tahun yang sama adalah 630.000 jiwa. Berapakah angka kelahiran kasar Jawa Timur tahun 2026?
Jawaban:
CBR = 42.000.000630.000×1000
CBR = 15
Angka kelahiran kasar Jawa Timur tahun 2026 adalah 15 per 1000 penduduk.
-
Soal 8.
Selanjutnya, Pada tahun 2027, jumlah penduduk di Indonesia adalah 290 juta jiwa. Jumlah kelahiran pada tahun yang sama adalah 4,35 juta jiwa. Berapakah angka kelahiran kasar Indonesia tahun 2027?
Jawaban:
CBR = 290.000.0004.350.000×1000
CBR = 15
Angka kelahiran kasar Indonesia tahun 2027 adalah 15 per 1000 penduduk.
-
Soal 9.
Jadi, Pada tahun 2028, jumlah penduduk di Bondowoso adalah 850.000 jiwa. Jumlah kelahiran pada tahun yang sama adalah 12.750 jiwa. Berapakah angka kelahiran kasar Bondowoso tahun 2028?
Jawaban:
CBR = 850.00012.750×1000
CBR = 15
Angka kelahiran kasar Bondowoso tahun 2028 adalah 15 per 1000 penduduk.
-
Soal 10.
Pada tahun 2029, jumlah penduduk di Jawa Timur adalah 44 juta jiwa. Oleh karena itu, Jumlah kelahiran pada tahun yang sama adalah 660.000 jiwa. Berapakah angka kelahiran kasar Jawa Timur tahun 2029?
Jawaban:
CBR = 44.000.000660.000×1000
CBR = 15
Angka kelahiran kasar Jawa Timur tahun 2029 adalah 15 per 1000 penduduk.
-
Soal 11.
Terakhir, Pada tahun 2030, jumlah penduduk di Indonesia adalah 300 juta jiwa. Jumlah kelahiran pada tahun yang sama adalah 4,5 juta jiwa. Setelah itu, Berapakah angka kelahiran kasar Indonesia tahun 2030?
Jawaban:
CBR = 300.000.0004.500.000×1000
CBR = 15
Angka kelahiran kasar Indonesia tahun 2030 adalah 15 per 1000 penduduk.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik sosial, ekonomi, budaya, maupun lingkungan. Beberapa faktor yang umumnya mempengaruhi angka kelahiran kasar adalah:
1. Tingkat pendidikan:
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung menurunkan angka kelahiran kasar, karena orang yang berpendidikan lebih tinggi biasanya lebih sadar akan perencanaan keluarga, kesehatan reproduksi, dan penggunaan kontrasepsi. Selain itu, orang yang berpendidikan lebih tinggi juga cenderung menunda pernikahan dan memiliki anak, serta lebih fokus pada karier dan pengembangan diri .
2. Status ekonomi:
Status ekonomi yang lebih tinggi juga cenderung menurunkan angka kelahiran kasar, karena orang yang lebih sejahtera biasanya lebih mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak perlu memiliki banyak anak sebagai jaminan masa depan. Selain itu, orang yang lebih sejahtera juga cenderung lebih berinvestasi pada kualitas anak, bukan kuantitas .
3. Budaya dan agama:
Budaya dan agama yang berbeda dapat mempengaruhi angka kelahiran kasar, karena mereka dapat menentukan norma dan nilai yang berkaitan dengan pernikahan, keluarga, dan anak. Misalnya, budaya dan agama yang menghargai kesuburan dan keturunan cenderung meningkatkan angka kelahiran kasar, sedangkan budaya dan agama yang lebih toleran terhadap keluarga kecil dan kontrasepsi cenderung menurunkan angka kelahiran kasar.
4. Lingkungan dan kesehatan:
Lingkungan dan kesehatan yang baik dapat menurunkan angka kelahiran kasar, karena mereka dapat meningkatkan harapan hidup, mengurangi kematian bayi dan anak, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya, lingkungan dan kesehatan yang buruk dapat meningkatkan angka kelahiran kasar, karena mereka dapat menurunkan harapan hidup, meningkatkan kematian bayi dan anak, serta menurunkan kesejahteraan masyarakat .
Dampak Angka Kelahiran Kasar terhadap Pembangunan
Jadi, Angka kelahiran kasar dapat berdampak positif maupun negatif terhadap pembangunan suatu wilayah. Dampak positif angka kelahiran kasar adalah:
1. Meningkatkan jumlah penduduk:
Pertama, Angka kelahiran kasar yang tinggi dapat meningkatkan jumlah penduduk suatu wilayah, yang dapat menjadi sumber daya manusia yang potensial untuk pembangunan. Jumlah penduduk yang banyak dapat meningkatkan produktivitas, konsumsi, dan inovasi, serta menciptakan pasar yang luas .
2. Meningkatkan bonus demografi:
Angka kelahiran kasar yang tinggi dapat meningkatkan bonus demografi, yaitu kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar daripada jumlah penduduk usia tidak produktif. Oleh karena itu, Bonus demografi dapat menjadi peluang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, jika penduduk usia produktif dapat dimanfaatkan secara optimal .
Dampak negatif angka kelahiran kasar adalah:
1. Menimbulkan masalah kependudukan:
Pertama, Angka kelahiran kasar yang tinggi dapat menimbulkan masalah kependudukan, seperti overpopulasi, urbanisasi, migrasi, kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan. Masalah kependudukan dapat menghambat pembangunan, karena dapat menurunkan kualitas hidup, menguras sumber daya alam, dan menimbulkan konflik sosial .
2. Menurunkan kualitas penduduk:
Selanjutnya, Angka kelahiran kasar yang tinggi dapat menurunkan kualitas penduduk, jika tidak diimbangi dengan peningkatan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan. Kualitas penduduk yang rendah dapat menghambat pembangunan, karena dapat menurunkan produktivitas, konsumsi, dan inovasi, serta menciptakan pasar yang sempit .
Demikian artikel yang kami buat untuk kamu. Kami harap artikel ini bermanfaat dan informatif. Jika kamu memiliki pertanyaan, saran, atau masukan, silakan beritahu kami. Terima kasih.